Pelatihan Sulam Pita bagi Warga Rusunawa Jatinegara Kaum, Klender Jakarta Timur

Authors

  • Heru Budi Kusuma Universitas Tarumanagara Jakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.30738/ad.v3i1.3976

Keywords:

Kreativitas, Rusunawa, Sulam Pita

Abstract

Kelompok Kerja Menjahit (Pokja) di Rusunawa Jatinegara Kaum, Klender dengan ketuanya ibu Sri Winarti mengalami kesulitan dalam mengaktifkan kegiatan, karena minimnya ide-ide kreatif dalam melakukan aktivitas. Selama ini aktivitas Pokja Menjahit hanyalah sekedar kegiatan vermak baju dan celana. Peserta Pokja Menjahit sebelumnya sudah pernah diberikan pelatihan menjahit, berupa pengenalan mesin jahit, membuat pola dasar, memotong bahan sampai dengan praktek menjahit hingga mengerjakan satu set baju. Namun kenyataannya, jauh panggang dari api, apa yang telah diberikan; pelatihan menjahit, penyediaan unit mesin jahit, dan penyedian bahan dasar untuk membuat pakaian, semua tidak dapat mereka maksimalkan, sehingga kegiatan Pokja Menjahit saat ini kondisinya dalam keadaan mati suri. Kegiatan pelatihan sulam pita merupakan kegiatan untuk mentransfer pengetahuan dan ketrampilan agar mitra memiliki kemampuan dan ketrampilan berkreasi menggunakan bahan pita. Tujuan kegiatan adalah: (a) memberikan ketrampilan, (b) mendorong mereka untuk berusaha mandiri, produktif dan inovatif, (c) memberikan rangsangan kreatif.  Kegiatan pelatihan menggunakan metode eksperimen dimana instruktur memberikan penjelasan dan contoh, kemudian peserta mencoba mengerjakan sesuai contoh. Tahapan pelatihan sebagai berikut; penjelasan mengenai bahan dan alat, mengenalkan berbagai pola sulam pita, membuat desain pola, dan membuat komposisi. Hasil dari pelatihan adalah kemampuan peserta dalam membuat karya sulam pita berupa bros, taplak, dan jilbab.

 

Tailoring Working Group (Pokja) in Jatinegara Kaum Rusunawa, Klender with its chairman Mrs. Sri Winarti had difficulty activating activities, due to the lack of creative ideas in carrying out activities. During this time the Pokja Tailoring activity was just a fix it activity of clothes and pants. Participants of the Working Group Sewing previously had been given sewing training, in the form of the introduction of sewing machines, making basic patterns, cutting materials until the practice of sewing to work on a set of clothes. But in reality, it is far from the fire, what has been given; sewing training, provision of sewing machine units, and provision of basic materials to make clothes, they cannot maximize everything, so that the current Tailoring Working Group activities are in a state of suspended animation. Ribbon embroidery training activities are activities to transfer knowledge and skills so that the Tailoring Working Group members have the ability and creative skills to use ribbon materials. The objectives of the activities are: (a) providing skills, (b) encouraging them to try to be independent, productive and innovative, (c) to provide creative stimulation. Training activities use an experimental method where the instructor provides explanations and examples, then participants try to work on the examples. The training stages are as follows; explanation of materials and tools, introducing various patterns of ribbon embroidery, designing patterns, and making compositions. The results of the training were the ability of participants to make ribbon embroidery works in the form of brooches, tablecloths and hijabs.

References

Darmaprawira W.A., Sulasmi, (2002), Warna: Teori dan Kreativitas Penggunanya, Edisi ke-2, Bandung, Penerbit ITB.

Michalko, Michael, (2010), Cracking Creativity, The Secrets of Creative Genius, Penerjemah: Dwi Prabantini, Yogyakarta, Penerbit ANDI.

Wahyu, Puspitowati, (2008), Teknik Dasar Sulam Pita, Payet dan Benang, Jakarta, Kawan Pustaka.

Downloads

Published

2020-04-01

How to Cite

Kusuma, H. B. (2020). Pelatihan Sulam Pita bagi Warga Rusunawa Jatinegara Kaum, Klender Jakarta Timur. Abdimas Dewantara, 3(1), 29–42. https://doi.org/10.30738/ad.v3i1.3976

Issue

Section

Artikel

Citation Check