Penerapan Seni Kriya Tradisional Dalam Tradisi Budaya Pandhalungan Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur

Authors

  • Uwais Alqoronie Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Jl. Batikan, UH-III, Yogyakarta, 55167, Indonesia, Indonesia
  • Dwi Susanto Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Jl. Batikan, UH-III, Yogyakarta, 55167, Indonesia, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.30738/cilpa.v8i1.13054

Keywords:

Budaya Pandhalungan, Seni Kriya Patrol, implementasi

Abstract

Latar belakang Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi seni kriya tradisional dalam tradisi budaya pandhalungan di daerah Jember, dengan tujuan mengetahui makna simbolik dalam kesenian patrol dan mengetahui faktor apa saja yang dapat mendorong keberlangsungan kesenian patrol di era modern. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Wawancara penelitian dilakukan kepada dinas pariwisata, seniman, dan masyarakat panhdalungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) implementasi seni kriya tradisional dapat terwujud dalam budaya pandhalungan yaitu seni musik dan alat alatnya yang memiliki corak khas budaya pandhalungan. Corak dan budaya yang khas menjadi identitas budaya patrol itu sendiri, (2) Makna simbolik masing-masing alat musik memiliki kegunaan tersendiri, seperti remo untuk berkomunikasi di laut, tiktok untuk balapan sapi dan kleter untuk membangunkan sahur orang. Sedangkan kesenian patrol pada batik memiliki warna warna dan motif batik yang khas. (3) Faktor pendorong bertahannya kesenian patrol di era modern dapat dibedakan menjadi dua, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal antara lain: keinginan seniman, pengrajin, identitas daerah dan sumber pendapatan daerah. Sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh budaya lain, dukungan dinas yang terkait, dan partisipasi masyarakat setempat.

 

ABSTRAK: The background of this research is to describe how the implementation of kiya patrol art in the cultural tradition of pandhalungan in the Jember area, with the aim of knowing the symbolic meaning in craft patrol art and knowing what factors can encourage the sustainability of craft patrol art in the modern era. This research uses descriptive qualitative research. Data was collected by means of interviews, documentation, and literature study. Research interviews were conducted with the tourism office, artists, and the panhdalungan community. The results of the study indicate that: (1) the implementation of the craft of patrol art can be realized in the pandhalungan culture, namely the art of music and its instruments that have a distinctive style of pandhalungan culture. The distinctive style and culture become the cultural identity of the patrol itself. (2) The symbolic meaning of each musical instrument has its own uses, such as remo to communicate at sea, the tiktok for cattle racing, and the kleter to wake people up for sahur. While the craft of patrol in batik has distinctive colors and batik motifs. (3) The driving factors for the survival of the craft of patrol in the modern era can be divided into two, namely internal and external. Internal factors include: the desire of artists, craftsmen, regional identity, and sources of regional income. Meanwhile, external factors are the influence of other cultures and the support of the related services.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Indra Tjahyadi , Sri Andayani, H. W. (2020). Representasi Probolinggo dalam Seni Pertunjukan Musik Patrol Kelabang Songo. Promusika, 8(2), 69–78. https://doi.org/10.24821/promusika.v1i2.4585

Permadi, R. K. (2020). Adaptasi Patrol Bekoh Kerreng Rampak Pandhalungan Dalam Aktivitas Masyarakat Jember. Selonding Jurnal Etnomusikolog, 15(2), 98–110. https://doi.org/10.24821/sl.v15i2.3929

Prasetyo, G. (2021). Akulturasi Masyarakat Pandhalungan : Aktualisasi Pendidikan Multikultural Dalam Pembelajaran Sejarah. In Education & Learning (Vol. 1, Issue 1). https://doi.org/10.57251/el.v1i1.16

Sari, D. E. (2018). Musik Patrol Pada Malam Mappacci Desa Sempang Timur Kabupaten Pinrang [Universitas Negeri Makasar]. In Jurnal Pakarena (Vol. 3, Issue 1). https://eprints.unm.ac.id/17295/

Kusnadi. “Masyarakat “Tapal Kuda”: Konstruksi Kebudayaan dan Kekerasan Politik”, dalam Jurnal Ilmu-ilmu Humaniora, Vol.II/No.2/Juli 2001.Fakultas Sastra Universitas Jember.

Maleong, L. J. (2004). Metode penelitian kualitatif edisi revisi. Remaja Rosada Karya, Bandung.

Prawiroatmodjo, S.1985. Bausastra Jawa—Indonesia I. Jakarta: Gunung Agung. Suparlan, Parsudi. “Menuju Masyarakat Indonesia yang Multikultural”, makalah dalam Simposium Internasional Bali ke-3, Denpasar, 16-21 Juli 2002.

Sutarto, Ayu. 2004 “Pendekatan Kebudayaan: Wacana Tandingan untuk Mendukung Pembangunan di Provinsi Jawa Timur”, dalam Ayu Sutarto dan Setya Yuwana (et.als). Pendekatan Kebudayaan dalam Pembangunan Provinsi Jawa Timur. Jember: Kompyawisda.

Wibisono, Bambang dan Akhmad Sofyan. “Latar Belakang Psikologis Pemilihan Bahasa pada Masyarakat Multilingual (Studi Kasus Pemakaian Bahasa oleh Masyarakat Etnik Madura di Jember)”, dalam Jurnal Ilmu-ilmu Humanioara, Vol.II/No.1/Januari 2001, Fakultas Sastra Universitas Jember.

Yuswadi, Harry. 2005. Melawan Demi Kesejahteraan, Perlawanan Petani Jeruk terhadap Kebijakan Pembangunan Pertanian. Jember: Kompyawisda.

Downloads

Published

2023-01-09

How to Cite

Alqoronie, U. ., & Susanto, D. . (2023). Penerapan Seni Kriya Tradisional Dalam Tradisi Budaya Pandhalungan Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Cilpa: Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Rupa, 8(1), 1–12. https://doi.org/10.30738/cilpa.v8i1.13054

Issue

Section

Artikel

Citation Check