Pengaruh Penambahan Metakaolin (Al2Si2O5(OH)4) Dan Limbah Serat Daun Tembakau Pada Kuat Tekan Beton

Authors

  • Ali Al Iman Universitas Teknologi Yogyakarta, Indonesia
  • Algazt Aryad Masagala Universitas Teknologi Yogyakarta, Indonesia

Abstract

Beton merupakan konstruksi yang sangat penting dalam pembentuk struktur yang sangat sering digunakan oleh masyarakat saat ini. Perkembangan teknologi yang begitu cepat dari masa ke masa dituntut untuk selalu mengembangkan dan memenuhi kebutuhan yang dapat mempengaruhi mutu beton. Salah satu alternatif adalah dengan penambahan mineral metakaolin dan limbah serat daun tembakau. Metakaolin mengandung bayak unsur seperti SiO2 dan Al2O3 yang merupakan unsur utama semen. Sedangkan limbah serat daun tembakau dipilih untuk mengurangi dampak dari limbah produksi rokok yang masih belum termanfaatkan secara optimal. 

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggantian semen dengan metakaolin (AL2SI2O5(OH)4) dan penggunaan limbah serat daun tembakau sebagai serat pengikat agregat terhadap kuat tekan beton dan nilai slump. Variasi penggantian semen dengan metakaolin adalah 13%, 14%, 15%, dan 16% dari berat semen. Benda uji yang dibuat berbentuk silinder ukuran tinggi 30 cm dan diameter 15 cm dengan mutu beton yang direncanakan 25 MPa. Jumlah benda uji sebanyak 15 benda uji, beton normal dan beton variasi memiliki 3 buah benda uji sebagai perbandingan. 

Pembuatan benda uji dilakukan pada Laboratorium Universitas Teknologi Yogyakarta dan pengujian dilakukan pada Batching plat PT. Pioner Beton Yogyakarta pada 28 hari. Dari hasil pengujian kuat tekan didapatkan nilai kuat tekan beton diperoleh kuat tekan beton normal sebesar 25,276 MPa. Sedangkan untuk beton variasi metakaolin 13%, 14%, 15%, dan 16% memperoleh kuat tekan 30,935 MPa; 29,049 MPa; 27,162 MPa; dan 24,522 MPa. Kuat tekan tertinggi terjadi pada variasi metakaolin 13% dan limbah serat daun tembakau 5% sebesar 30,935 MPa. Kuat tekan terendah terjadi pada variasi metakaolin 16% dan limbah serat daun tembakau 5% sebesar 24,522 MPa. Pada pengujian slump test terjadi penurunan nilai slump terhadap beton substitusi metakaolin.

References

Anrico Boy Riansyam (2017). Pemanfaatan Kalsinasi Kaolin (Metakaolin) Sebagai Substitusi Sebagian Semen Dengan Bahan Tambah Superplasticizer Terhadap Mekanik Beton. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatra Utara.

ASTM C 33-82, Standard Specification for Concrete Aggregate, ASTM Book of Standards. USA.

Badan Standarisasi Nasional Indonesia. (1982). Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982) Pasal 11 tentang Batu Alam. Jakarta:BSN.

Badan Standarisasi Nasional Indonesia. (1982). Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982) Pasal 11 tentang Pasir. Jakarta:BSN.

Badan Standarisasi Nasional. (1998). SNI 03-4810-1998 Tentang Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Lapangan. Bandung: BSN.

Badan Standarisasi Nasional. (2000). SNI 03-2834-2000. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Bandung: BSN.

Badan Standarisasi Nasional. (2002). SNI 03-2847-2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. Bandung: BSN.

Badan Standarisasi Nasional. (2004). SNI 15-2049-2004. Semen Portland. Bandung: BSN.

Badan Standarisasi Nasional. (2012). SNI 7656:2012. Tata cara pemilihan campuran untuk beton normal, beton berat, dan beton massa. Bandung: BSN.

Badan Standarisasi Nasional. (2013). SNI 2847-2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung. Jakarta: BSN.

Badan Standarisasi Nasional. (2013). SNI 7974-2013. Spesifikasi Air Pencampur yang digunakan dalam Produksi Beton Semen Hidraulis (ASTM C1602-06, IDT). Jakarta: BSN.

Gusneli Yanti, Zainiri, dan Shanti Wahyu Megasari (2019).Kajian Pemanfaatan Limbah Serat Daun Nanas Pada Kuat Tekan dan Kuat Lentur, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

Iswara, Gilang. (2016). Laporan Tugas Besar Teknologi Bahan. Yogyakarta, Universitas Teknologi Yogyakarta.

Karolina, Rahmi S.T.,M.T. (2015) pengaruh kuat tekan beton dengan mencampurkan bakteri Bacillus Subtilis yang dikapsulisasi kalsium laktat.

Murdock, L.J, Brook, K.M, Hendarko, Stephanus (1991). Bahan dan Praktek

Beton. Jakarta: Erlangga.

Nawy, E.G. (1985). Reinforce Concrete a Fundamental Approach. Sidney. Mac

Graw-Hill Book Company.

SNI 03-2834-2000. (2000). Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Bandung:Badan Standarisasi Nasional.

SNI 1974:2011. (2011). Cara Uji Kuat Tekan Beton Dengan Benda Uji Silinder Beton. Bandung:Badan Standarisasi Nasional.

SNI 2493:2011. (2011). Tata Cara Pembuatan Dan Perawatan Benda Uji Beton Di Laboratorium. Bandung:Badan Standarisasi Nasional.

SNI 7656:2012. (2012). Tata cara pemilihan campuran untuk beton normal, beton berat, dan beton massa. Bandung:Badan Standarisasi Nasional.

Sukandarrumidi. 1999. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Tjokrodimulyo, K. (1996). Syarat Gradasi Buiran. Yogyakarta:Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Gajah Mada.

Tjokrodimulyo, Kardiyono. (1996). Teknologi Beton. Yogyakarta:Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Gajah Mada.

Wibowo, Wibowo, dan Afif Akhmad (2018).Kajian Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi Memadat Mandiri Dengan Variasi Bahan Tambah Metakaolin dan Superplasticizer, Universitas Sebelas Maret.

Downloads

Published

2022-12-04

How to Cite

Iman, A. A. ., & Masagala, A. A. (2022). Pengaruh Penambahan Metakaolin (Al2Si2O5(OH)4) Dan Limbah Serat Daun Tembakau Pada Kuat Tekan Beton. RENOVASI : Rekayasa Dan Inovasi Teknik Sipil, 7(2). Retrieved from https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/renovasi/article/view/8369

Issue

Section

Article

Citation Check