Upaya Pengembangan Pembelajaran Pemeranan Teater Daerah di Program Keahlian Seni Teater, SMKN 1 Kasihan Bantul, Melalui Sineprak
Main Article Content
Abstract
Program Keahlian Teater SMKN 1 Kasihan Bantul mengajarkan pemeranan teater daerah dan teater modern. Pengembangan pembelajaran pemeranan teater daerah salah satunya dilakukan melalui Sineprak atau sinematografi ketoprak. Program ini dicetuskan oleh Tim Pengembangan Ketoprak Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka pelestarian seni ketoprak pada generasi muda. Salah satu kegiatan dari program tersebut adalah ketoprak pelajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan latar pemikiran Program Keahlian Seni Teater SMKN 1 Kasihan Bantul dalam usaha pengembangan pembelajaran pemeranan teater daerah melalui Sineprak berikut proses dan produk pembelajaran yang telah dihasilkan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2021. Sumber data diperoleh melalui catatan lapangan, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pengembangan pembelajaran pemeranan teater daerah melalui Sineprak membukakan wawasan baru bagi guru bahwa produk pemeranan teater daerah tidak mesti pemeranan untuk pementasan panggung. Produk pemeranan berupa sinema (film) dapat diadopsi sehingga teknik pemeranan di depan kamera menjadi materi baru yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan pembelajaran.
Article Details
References
Achmad, A. K. (2006). Mengenal Teater Tradisional di Indonesia. Dewan Kesenian Jakarta.
Alfianika, N. (2016). Metode Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Deepublish.
Caine, M. (1997). Acing in Film, An Actor’s on Movie Talk. New York: Applause.
Creswell, J.W. (2015). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. (Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Intarti, R. D. (2019). Pembelajaran Teknik Pemeranan Bagi Mahasiswa Jurusan Pedalangan. Wayang Nusantara: Journal of Puppetry, 3(1).
Kleden-Probonegoro, N. (2014). Teater Tradisional sebagai Dokumen Komunitas. Antropologi Indonesia.
Lisbijanto, H. (2013). Ketoprak. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Lutters, E. (2018). Kunci Sukses Menjadi Aktor. Jakarta: Grasindo.
McTigue, M. (1992). Acting Like a Pro: Who's Who, What's What, and the Way Things Really Work in the Theatre. Ohio: Betterway Books.
Miyarso, E. (2011). Peran Penting Sinematografi dalam pendidikan pada era teknologi Informasi & Komunikasi. Majalah Pendidikan.
Murdiyastomo, H. A. (2019). Revitalisasi Teater Tradisional “Ketoprak”. MOZAIK: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora, 10(1).
Nariswari, Fitria Sis. (2018). Film Fiksi: Antara Identitas Film Nasional dan Sinema Pasca-Orde Baru. Jurnal Urban 1(2), 115-215.
Pane, A., & Dasopang, M. D. (2017). Belajar dan pembelajaran. Fitrah: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 3(2), 333-352.
Putri, I. P. (2017). Mendefinisikan ulang film indie: deskripsi perkembangan sinema independen Indonesia. Jurnal Komunikasi Indonesia, 119-128.
Rendra. (2013). Seni Drama untuk Remaja. Jakarta: Pustaka Jaya.
Riyadi, T. (2014). Sinematografi dengan Kamera DSLR. Humaniora, 5(2), 919-929.
Setiawan, I. N. A. F. (2018). Sinema Paradoks: Pengantar dan Konteks Kontemporer. STMIK STIKOM Indonesia.
Setyorini, P. (2016). Metode Penelitian Pendidika dan Pengembangan. Jakarta: Kencana.
Sunhaji, S. (2014). Konsep Manajemen Kelas dan Implikasinya Dalam Pembelajaran. Jurnal Kependidikan, 2(2), 30-46.
Suparman, A. (2012). Desain Instruksional Modern: Panduan Para Pengajar dan Inovator Pendidikan. Jakarta: Erlangga.