TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) SEBAGAI BAGIAN TRIPUSAT PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA
Main Article Content
Abstract
ABSTRAK
Â
Kualitas sumber daya manusia pada hakekatnya sangat ditentukan oleh faktor kualitas pendidikan yang dimiliki oleh individu itu sendiri. Pendidikan dan berkepribadian berkualitas seseorang, tentu akan menghasilkan manusia yang berkualitas dan berkepribadian pula. Oleh karena itu, pendidikan harus menjadi  prioritas utama dalam setiap  program pembangunan bangsa. Konsep longlife education (pendidikan sepanjang hayat), seharusnya menjadi pegangan, tetapi filosofi ini di masyarakat masih lemah untuk dipahami, apalagi dipakai menjadi acuan dalam menempuh pendidikan.  Pada saat ini masih banyak anggapan, bahwa pendidikan hanya dapat diperoleh melalui bangku sekolah. Tentu anggapan yang demikian ini tidak bisa dibenarkan, karena pendidikan tidak selalu ditempuh melalui jenjang pendidikan formal (sekolah atau madrasah), tetapi bisa ditempuh dengan berbagai jalan, diantaranya melalui pendidikan nonformal maupun pendidikan informal, sebagaimana konsep pusat pendidikan Ki Hajar Dewantara, yang disebut dengan Tripusat Pendidikan, yaitu keluarga (informal), sekolah (formal) dan masyarakat (nonformal).
Taman bacaan masyarakat (TBM), sebagai program pendidikan non- formal,  menjadi  salah  satu  alternatif  untuk  menjawab  tantangan di  era digital, dalam rangka menjadikan sumber pembelajaran yang kreatif dan rekreatif. TBM sebagai salah satu lembaga pendidikan nonformal di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, menawarkan berbagai alternatif untuk mendapatkan pembelajaran secara terbuka, fleksibel dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. TBM berdiri karena adanya sebuah kebutuhan masyarakat yang bersifat bottom-up, bukan top-down, dan memiliki tiga pelayanan utama, yaitu pelayanan widya-pustaka, widya-loka dan widya-budaya, memiliki karakter dan tipologi yang unik, yaitu TBM Mandiri dan berdiri di bawah naungan satuan pendidikan.
Â
Kata kunci: Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Pendidikan Nonformal